/* hilangkan navbar ----------------------------- */ #navbar-iframe { height:0px; visibility:hidden; display:none }

Best Practices

Usaha Keripik singkong dan Pisang “Bu Watini”
Ketua Kelompok SAHABAT -Desa Rimba Ukur Kecamatan Sekayu

By. Eva Susanti (FK Sekayu)










Peningkatan pendapatan dan Ekonomi keluarga, merupakan salah satu tujuan dari Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif. Tidak hanya Kepala rumah tangga saja, Ibu rumah tangga dan anggota keluarga lain pun diharapkan dapat berpartisipasi memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga. Hal itulah yang dilakukan “Bu Watini” seorang Ibu Rumah Tangga yang membantu menopang perekonomian keluarga melalui usaha pembuatan keripik singkong dan pisang. Kurang lebih 10 tahun yang lalu. Ia telah memulai usahanya dengan membuat keripik singkong dan pisang dan memasarkan langsung produknya kepada konsumen.

Dalam perjalanan usahanya banyak kendala yang dialami oleh Bu Watini, diantaranya menyangkut masalah permodalan, kualitas produk hingga ke pemasaran. Namun hal itu tidak menjadikan semangatnya surut untuk selalu bangkit berusaha. Perkembangan jaman dan tuntutan kebutuhan yang makin meningkat, biaya sekolah anak-anak juga merupakan motivasinya dalam berusaha. Sangatlah tidak cukup untuk mengharapkan penghasilan suami yang hanya seorang petani biasa.

Awal usahanya dimulai pada tahun 2004 dengan modal seadanya, Bu Watini membuat keripik singkong dan pisang dari hasil kebun sendiri, dan itu pun tidak seberapa. Keripik singkong dan pisang itu pun dipasarkan ke warung-warung kecil yang ada disekitar desa Rimba Ukur.

Sekilas Sejarah tentang terbentuknya kelompok Sahabat Desa Rimba Ukur Kecamatan Sekayu ini yaitu bermula dari terbentuk sejak tahun 2004. Berdasarkan kesepakatan antara anggota kelompok yang pada saat itu berjumlah 5 orang disepakati untuk memberi nama kelompok yang baru terbentuk ini dengan nama kelompok “ SAHABAT”. Pada saat itu, Ibu Watini, selaku ketua kelompok, Ibu Winarni selaku sekretaris kelompok dan Ibu Sriatun selaku bendahara kelompok, oleh anggota kelompok yang lain dipercaya untuk menjadi pengurus kelompok “ SAHABAT”. Untuk saat ini jumlah anggota kelompok sahabat terdiri dari 20 orang anggota.

Dari awal terbentuknya kelompok, produk yang dihasilkan oleh anggota kelompok hanya ada 2 (dua) jenis produk yaitu keripik singkong dan keripik pisang. Tetapi semenjak mendapatkan pelatihan kelompok khusus Perempuan dan juga mendapatkan peralatan usaha seperti: mesin pemotong untuk singkong dan pisang, alat pres, alat sablon, meja, lemari etalase, baskom yang terbuat dari stainless serta timbangan.

Peralatan usaha ini mereka dapatkan dari Program PNPM-MP Kecamatan Sekayu pada tahun 2013, untuk kegiatan pelatihan Pihak PNPM-MP Kecamatan Sekayu mendatangkan narasumber dari Dinas Disperindag Kabupaten Musi Banyuasin. Dalam pelatihan tersebut pengurus kelompok Sahabat mendapatkan ilmu pengetahuan yang lain yaitu selain keripik singkong dan pisang, juga bisa menghasilkan produk makanan yang terbuat dari sukun dan kacang tanah.

Menurut penjelasan Bu Watini, bahan baku Keripik singkong, keripik pisang, keripik sukun dan keripik kacang didapatkan dari warga Desa Rimba Ukur itu sendiri dan ada juga yang berasal dari desa tetangga seperti Desa Sungai Batang dan Desa Sungai Medak. Untuk pemasaran hasil produk dari kelompok sahabat ini sendiri, sebelum adanya pelatihan dari Program PNPM-MP Tahun 2013, hanya dilakukan di dalam Desa Rimba Ukur saja seperti ke warung-warung dan toko-toko kecil yang ada didesa. Alhamdulillah setelah mendapatkan pelatihan dari Program PNPM-MP Tahun 2013. Pemasaran produk kelompok Sahabat sudah mencapai keluar desa seperti kota Kecamatan Sekayu, Kecamatan Sungai Keruh, Plakat Tinggi dan Babat Toman.




Permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh kelompok Sahabat yaitu: terbatasnya bahan baku produk, apalagi bila bertepatan dengan musim kemarau, sulit mendapatkan bahan baku dari dalam desa maupun dari desa yang ada disekitarnya. Bahan baku terpaksa dibeli agak jauh ke pusat kota kecamatan sekayu. Sehingga secara otomatis biaya angkut pun semakin mahal karena kendala jarak tempuh untuk mendapatkan bahan baku produk.

Demikianlah sekilas cerita sukses dari Bu Watini selaku pengurus kelompok "SAHABAT” desa Rimba Ukur. Semoga akan ada banyak lagi kelompok-kelompok perempuan yang bisa dibantu oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar